Beberapa waktu lalu sempat heboh di jagat tiktok di mana konsep tentang review jujur menjadi sebuah polemik. Satu kubu setuju dengan review jujur dengan titik tekan ada pada banyaknya orang yang membeli makanan-makanan karena endorse influencer dan ternyata... GA ENAK!!!
Namun di sisi lain ada kubu yang sangat menentang perihal review jujur. Alasannya sederhana, klo ga suka ya diam aja. Jangan matiin rejeki orang lain, satu tempat usaha saja itu mempekerjakan banyak orang. Jadi matinya satu tempat usaha itu menyusahkan beberapa keluarga.
Terus saya ada di kubu mana neh? Ok saya tidak perlu bercerita ada di kubu mana, karena di tulisan ini nanti ente bisa menilai sendiri sebenarnya saya ada di mana.
Saya akan sharing pengalaman saya sendiri. Ada tempat langganan saya yang dulunya sempat booming akibat viral masuk di beberapa liputan TV dan juga di review sama beberapa influencer.
Nah coba simak saja yang dilip TV ini:
GULAI KLATEN
Nama tempatnya itu gule klaten, atau Gulai Klaten, terserah disebutnya apa. Saya sering ke sini karena jaraknya dekat dari rumah, dan cukup menempuh 5 menit jalan kaki saja sudah sampai.
Tuh gerobak pikulnya saja sama seperti di youtube tadi. Ciri khas tenda dia memang adanya gerobak pikul tempat dia menyajikan Gulai Klaten itu. Yang dimaksud Gule Klaten itu adalah gulai pipi sapi dan rasa gulenya seperti gule di daerah klaten yang cenderung... MANIS!
Nah penyajiannya seperti ini, nasi putih biasa, dikasih teh tawar hangat (ga panas) dan semangkuk gule klaten. Dulu tidak seperti ini, dulu mereka mengasih 1 piring lagi isinya krupuk bawang. Selain itu ada toples acar yang bebas diambil berapa saja.
Sempat saya berpikir karena datangnya terlalu malam, mungkin acar dan kerupuknya sudah habis. Tapi di kemudian kesempatan, hal itu terjadi lagi... Sekarang sudah 3 kali beruntun tidak ada kerupuk dan acar gratisan lagi.
Yah mungkin mereka berusaha menekan biaya kali ya, biar ga rungkat kayak koin koin micin kripto di pasaran.
Nah isi gulainya seperti gambar di atas. Klo dipaksain masuk satu sendok itu tidak akan cukup, tapi jangan berharap kenyang makan daging pipi gule di sini. Setiap kali saya makan di sini, pasti endingnya sama, yaitu saya menghabiskan sisa nasi pakai kuah gule saja.
Bisa jadi karena itu juga kerupuk ama acarnya tidak disajikan lagi, karena disikat buat nemenin habisin nasi
Ok menurut saya tempat ini layak di endorse juga karena:
- Jarang ada makanan pinggir jalan yang seperti ini. Ada sih, tidak sedikit, tapi jarang ditemui. Bukan mainstream lah istilahnya. Mainstream nya kan sate, nasi goreng, dan pecel ayam.
- Harganya masih masuk akal, 20 ribu seporsi dah dapat nasi, gule ala kadarnya, dan teh hangat. Di Jakarta suka sadis, salah makan aja kena 30-40ribu padahal tenda kaki lima pinggir jalan.
- Rasanya lumayan, enak banget sih jelas tidak, tapi ok lah. Saya pernah ajak teman ke sini, dia bilang B aja. ya B aja untuk 20ribuan di Jakarta jelas sudah OK!!
balik ke review youtube tadi, terus terang saya kagum melihat kemampuan host video tersebut untuk bersinetron di review makan. Hampir semua yang disampaikan itu ga relevan semua, dan akting serta ekspresi mukanya kena banget bisa sangat meyakinkan... Kenapa? karena
- Gule klaten itu dominan rasa manis karena rasa manis itu identik ama makanan Jawa Tengah. Di youtube dia bilang apa, santan danrempahnya terasa? wkwkwkwk
- Dagingnya banyak, hmmm... saya dah makan di sini berkali kali, dan hampir tiap 2 minggu mampir... masih susah mengerti banyaknya itu seperti apa. Jual daging di harga dua puluh ribuan itu jelas ga mungkin banyak lah, mau daging itu dituker jeroan juga tetap ga nutup klo jual banyak.
- Teh nya enak... Hmmm mungkin di lidah dia semua teh itu enak ya. Teh nya jelas B aja, karena itu teh celup biasa yang dijual di kios-kios, mau sariwangi, teh poci, dll. pokoknya yang biasa, bukan premium.
Yah namanya host ama influencer itu adalah pekerjaan, sing penting duit masuk harus semangat menyakinkan penonton... MAJU TAK GENTAR MEMBELA YANG BAYAR!!!
Tapi tetap saya berani endorse tempat itu atas harganya yang sangat kompetitif dan rasanya juga masih ok... bukan seperti poin-poin di youtube tersebut.
OK hari ini itu aja yang saya sampaikan, bagaimana dengan saudara saudari sekalian? Masih sering endorse aktifitas foodie kalian seolah-olah makanan enak sedap mantap, padahal...
atau malahan sering jadi korban? ya begitulah dunia foodie kita
Terima kasih telah membaca tulisan saya yang apa adanya ini. Saya lebih banyak meluangkan waktu saya bermain gim di Hive Blockhain, dan berbagi cerita tentang gim dan permainan tersebut melalui tulisan-tulisan saya di sini. Jangan sungkan bertanya langsung ke saya bilamana ada yang mau ditanyakan dan mohon maaf kalau tulisan saya di sini ada yang menyinggung perasaan anda.
Tidak lupa saya berterima kasih kepada:
- Canva : yang telah memberikan peralatan penyunting gambar secara gratis
- Thepeakstudio : yang telah membuat gambar divider / pembatas yang keren di sini
an